
MALARIA
Reviewed by: dr. Kieran Abraham Nugroho
Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit yang menyebar ke manusia melalui nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Orang yang terinfeksi malaria umumnya mengalami gejala demam tinggi dan menggigil. Menurut data dari World Health Organization (WHO), pada tahun 2023 diperkirakan terdapat 263 juta kasus malaria yang menyebabkan 597.000 kematian di 83 negara. Malaria biasanya dijumpai pada daerah beriklim tropis yang merupakan lokasi optimal bagi nyamuk Anopheles untuk berkembang biak. Malaria dapat menyebabkan gejala yang ringan hingga berat, sampai dapat menimbulkan kematian bila tidak ditangani dengan tepat.
Penyebab Malaria
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang terdiri atas 5 tipe yang dapat menginfeksi manusia (P.falciparum, P.vivax, P.malariae, P. ovale, dan P.knowlesi). Metode penularannya adalah melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi setelah sebelumnya menggigit orang yang membawa parasit Plasmodium, jadi infeksi ini tidak dapat secara langsung ditularkan dari satu orang ke orang lainnya. Walaupun terkadang penularan dapat terjadi melalui transfusi darah atau jarum suntik yang terkontaminasi parasit, namun kejadian tersebut sangat jarang terjadi. Nyamuk Anopheles hidup di iklim tropis, sehingga Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki daerah endemis penyakit malaria.
Faktor Resiko Malaria
Beberapa hal yang dapat menjadi faktor resiko penyakit malaria baik dari segi penularannya dan tingkat keparahan gejalanya, antara lain:
· Tinggal di daerah tropis atau sub-tropis, terutama daerah yang endemis malaria
· Terjadi pada orang yang beresiko tinggi (bayi, anak-anak, lanjut usia, ibu hamil, dan bayi dalam kandungan)
· Orang yang pindah atau bepergian dari daerah yang tidak endemis malaria ke daerah yang endemis malaria
Gejala Malaria
Gejala yang terjadi pada malaria bervariasi dari ringan sampai berat dan jika tidak ditangani dapat menimbulkan berbagai komplikasi hingga kematian. Gejala malaria biasanya terjadi 10-15 hari setelah digigit oleh nyamuk dan umumnya timbul gejala berupa:
· Demam tinggi
· Menggigil
· Sakit kepala
· Nyeri otot dan sendi
· Kelelahan
· Mual dan muntah
· Nyeri pada perut
· Diare
· Batuk dan gejala flu
Pada kondisi yang lebih berat dapat timbul tanda dan gejala seperti:
· Rasa lemas yang ekstrim
· Gangguan penurunan kesadaran
· Kejang berulang
· Kesulitan bernafas
· Air kencing berwarna gelap atau berdarah
· Kulit dan mata menjadi berwarna kuning (jaundice)
· Perdarahan abnormal lainnya
Sebaiknya pasien yang dicurigai terinfeksi malaria segera dibawa ke rumah sakit agar mendapat pemeriksaan dan penanganan yang tepat dari dokter. Penanganan yang lebih dini saat gejala masih ringan memberikan hasil yang lebih baik, dibandingkan dengan pasien yang sudah jatuh dalam kondisi berat.
Semua orang yang terinfeksi malaria memerlukan penanganan di rumah sakit karena memerlukan pemeriksaan lengkap dari dokter, termasuk pemeriksaan laboratorium untuk menentukan jenis parasit. Selain itu, orang tersebut perlu pemantauan ketat karena sewaktu-waktu dapat jatuh dalam kondisi berat.
Dalam penaganan malaria dipakai terapi kombinasi yaitu Artemisinin-based combination therapy (ACT) atau obat alternatif lain seperti Chloroquine dan Primaquine. Jenis terapi yang direkomendasikan oleh WHO adalah regimen ACT yang merupakan kombinasi lebih dari satu obat yang bermanfaat untuk mengeradikasi parasit malaria. Jenis obat dan lamanya terapi malaria juga bergantung pada tipe malaria yang menginfeksi, berat badan dan usia orang yang terinfeksi, resistensi parasit malaria terhadap obat, serta orang yang terinfeksi sedang dalam kondisi hamil atau tidak. Obat-obat simtomatik lain untuk menangani gejala yang timbul juga dapat ditambahkan dalam penanganan infeksi malaria.
Pencegahan Malaria
Pencegahan infeksi malaria dapat dilakukan melalui beberapa tindakan seperti:
· Menggunakan pakaian yang dapat menutupi sebagian besar permukaan tubuh
· Memakai spray atau lotion anti gigitan nyamuk
· Menutup jendela dan pintu rumah untuk mencegah masuknya nyamuk
· Menggunakan obat anti nyamuk di rumah
· Memasang kelambu atau kasa anti nyamuk saat tidur
· Menghindari bepergian ke daerah yang terdapat banyak nyamuk, terutama saat sore dan malam hari
· Berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat untuk mencegah infeksi malaria, jika berencana untuk pergi ke daerah endemis malaria
· Memberantas sarang nyamuk dengan membersihkan lingkungan sekitar
Kapan harus ke dokter?
· Jika mengalami gejala-gejala malaria dan tinggal atau baru berpergian di daerah endemis malaria
· Jika mengalami gejala-gejala malaria berat maupun ringan, terutama pada semua orang yang beresiko tinggi
Referensi:
1. Mayo Clinic, 2023; Malaria (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/malaria/symptoms-causes/syc-20351184)
2. CDC, 2024; Malaria (https://www.cdc.gov/malaria/index.html)
3. WHO, 2024; Malaria (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malaria)