RADIOFREQUENCY ABLATION (RFA)

RADIOFREQUENCY ABLATION (RFA)

RADIOFREQUENCY ABLATION (RFA)

Reviewed by: dr. Kieran Abraham Nugroho

    

Radiofrequency Ablation

Radiofrequency Ablation (RFA) merupakan suatu metode terapi yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri kronis. Metode terapi ini memanfaatkan energi panas yang dipancarkan gelombang radio untuk menghambat kerja serabut saraf yang menghantarkan sinyal rasa nyeri ke otak. Metode ini dapat memberikan kelegaan yang bertahan lama bagi penderita nyeri kronis, terutama nyeri di punggung bawah, leher, sendi yang terkena radang sendi, wajah akibat trigeminal neuralgia, hingga nyeri akibat kanker.


Kondisi yang dapat diobati dengan Radiofrequency Ablation

Radiofrequency Ablation dapat digunakan untuk mengobati rasa nyeri kronis terutama pada pasien yang sudah mengalami nyeri lebih dari 6 bulan dan tidak mengalami perbaikan dengan  tindakan konservatif seperti pengobatan, terapi fisik atau perawatan kiropraktik. Berbagai kasus yang dapat diobati dengan RFA:

·         Nyeri radang sendi tulang belakang (spondylosis)

·         Nyeri sendi sakroiliaka (SI) dan sendi lainnya

·         Nyeri pada leher, punggung, dan lutut

·         Nyeri wajah akibat neuralgia trigeminal

·         Nyeri saraf perifer

·         Neri akibat kanker

·         Masalah irama jantung

·         Tumor (menghambat pertumbuhan tumor)

 

Prosedur RFA 

Prosedur RFA dapat dibagi atas 3 tahapan yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pascatindakan. Berikut ini rincian mengenai tahap-tahap tersebut:

·         Persiapan

Dalam persiapan tindakan RFA, dokter akan meninjau riwayat medis dan pengobatan pasien, serta mengajukan serangkaian pertanyaan yang menyangkut keluhan dan nyeri yang sedang dialami.  Dokter juga akan melaksanakan serangkaian pemeriksaan lab dan pencitraan tubuh pada pasien sebelum tindakan dilakukan.

 

Pada kondisi tertentu seperti pasien yang sedang mengonsumsi aspirin atau obat pengencer darah lainnya, maka pasien akan diminta untuk menghentikan konsumsi obat-obatan tersebut selama beberapa hari sebelum tindakan RFA. Pada kondisi tertentu lainnya  dokter dapat menganjurkan untuk tidak melaksanakan tindakan RFA, kondisi tersebut meliputi:

-          Memiliki gangguan pembekuan darah

-          Ibu hamil

-          Mengalami infeksi

-          Tekanan didalam kepala meningkat (increased intracranial pressure)

 

·         Pelaksanaan

Prosedur ini umumnya berlangsung selama 15-120 menit, tergantung lokasi dan jumlah target perawatan. Awalnya pasien akan diarahkan untuk berbaring di meja khusus dengan mesin sinar-X, jika pasien telah dinyatakan layak untuk menjalani prosedur RFA. Selama tindakan berlangsung pasien akan tetap sadar sehingga dapat menjawab pertanyaan dari dokter selama prosedur berlangsung. Obat-obatan tertentu yang bersifat opsional dapat diberikan selama prosedur untuk membuat pasien rileks.

 

Prosedur RFA dilanjutkan dengan Langkah-langkah berikut:

-          Memberikan anestesi lokal pada area tindakan

-          Jarum khusus dimasukkan ke area yang terasa nyeri

-          Penempatan jarum dipandu oleh jenis khusus dari sinar-X kontinyu (fluoroskopi)

-          Setelah jarum mencapai lokasi yang dituju, dokter akan memasukkan mikroelektroda dari jarum dan melakukan tes untuk memastikan jarum berada di posisi yang tepat dengan menanyakan apakah pasien merasakan sensasi kesemutan (ketidaknyamanan atau kedutan otot), jika terasa berarti lokasi perawatan sudah tepat

-          Anestesi lokal disuntikkan melalui jarum untuk membuat area target mati rasa

-          Arus listrik dan frekuensi radio dikirim melalui jarum untuk memanaskan bagian saraf yang dituju, sehingga menghentikan pengiriman sinyal nyeri ke otak

 

·         Pascatindakan

Setelah selesai dilakukan tindakan RFA maka:

-          Pasien dianjurkan untuk pulang dan beristirahat, saat pulang disarankan untuk tidak mengemudi atau melakukan aktivitas berat selama 24 jam setelah prosedur

-          Setelah istirahat 1-2 hari, pasien sudah dapat beraktivitas dengan normal

-          Dokter mungkin akan meresepkan obat pereda nyeri untuk mengatasi nyeri pada area yang dilakukan tindakan dan merekomendasikan terapi fisik (fisioterapi) untuk mendapatkan kembali kekuatan dan fleksibilitas

Efek terapi RFA untuk mengurangi rasa nyeri dapat dirasakan dalam rentang waktu segera setelah terapi hingga 6-12 bulan setelah prosedur RFA. Harapannya efek kelegaan dari rasa nyeri ini dapat bertahan selama 9-12 bulan, walaupun hasilnya bisa bervariasi pada setiap orang. 

 

Keuntungan Radiofrequency Ablation (RFA)

Keuntungan yang bisa didapatkan setelah dilakukan prosedur RFA:

·         Meredakan nyeri

·         Tindakan yang minimal invasif (tanpa operasi)

·         Waktu pemulihan cepat (dapat kembali ke aktivitas rutin setelah istirahat 1-2 hari)

·         Kebutuhan akan obat pereda nyeri berkurang

·         Peningkatan kualitas hidup dan fungsi tubuh pasien

 

Efek Samping dan Resiko Radiofrequency Ablation (RFA)

RFA merupakan tindakan medis yang relatif aman dalam pelaksanaannya, tetapi pada beberapa pasien mungkin dapat merasakan nyeri atau sensasi terbakar di lokasi tindakan  dan nyeri bisa berlangsung satu atau dua minggu setelah prosedur. Sensasi mati rasa juga dapat dialami di sekitar area tindakan setelah prosedur.

Resiko komplikasi RFA sangat rendah, pada beberapa orang dapat mengalami nyeri yang bertambah parah, kerusakan saraf permanen, serta pendarahan dan infeksi di termpat penyisipan jarum juga dapat terjadi walaupun sangat jarang.

Kapan harus ke dokter?

·         Jika mengalami kelemahan atau mati rasa yang bertambah pada lengan atau kaki

·         Jika mengalami nyeri hebat, kemerahan, atau pembengkakan pada lokasi penusukan jarum

Referensi:

1.       Cleveland Clinic, 2022; Radiofrequency Ablation for Pain Management (https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/17411-radiofrequency-ablation)

2.       Mayo Clinic, 2023; Long-lasting pain relief with radiofrequency ablation (https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/radiofrequency-ablation-pain-relief)

3.       NCBI, Wray JK, Dixon B, Przkora R., 2023; Radiofrequency Ablation (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482387/?report=reader)