Kenali Ketuban Pecah Dini
Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan pecahnya selaput ketuban sebelum adanya tanda-tanda persalinan. Secara umum, dikenal KPD aterm yaitu ketuban yang pecah pada atau setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih dan KPD preterm yaitu ketuban yang pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu. Yang menjadi perhatian adalah KPD preterm yang berdampak pada keselamatan ibu dan janin.
Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini
Masalah KPD telah lazim ditemukan di banyak kasus persalinan khususnya di Indonesia. Menurut Lembaga Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi (POGI) divisi HKFM Indonesia (2016), kejadian KPD terjadi pada 6,4-15,6% kehamilan aterm (cukup bulan) dan KPD preterm terjadi pada 2-3% kehamilan tunggal dan 7,4% dari kehamilan ganda. Hampir sepertiga kelahiran prematur ditemukan Ketuban Pecah Dini (KPD).
Di Amerika Serkat dilaporkan sekitar 18-20% kematian bayi baru lahir berkaitan dengan kejadian KPD. Delapan puluh lima persen angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir disebabkan oleh prematuritas. Dari jumlah tersebut, KPD preterm menyumbang 30-40%. Sebuah studi besar di Amerika menunjukan hanya 50% pasien yang dapat dipertahankan kehamilannya sampai 33 jam (1,5 hari) setelah pecah ketuban, sedangkan 95% mengalami persalinan dalam kurun 94-107 jam (4hari).
Apa Dampak Ketuban Pecah Dini pada Persalinan
Resiko dari Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah komplikasi pada ibu dan janin
Dampak pada Ibu
· Infeksi jalan lahir (korioamnionitis): demam, berdebar, nyeri dan pembengkakan jalan lahir, serta keluar cairan kental
· infeksi sistemik (sepsis)
Dampak pada janin
· Kelahiran prematur akan meningkatnya resiko
o gangguan tumbuh kembang (ukuran kepala dan Berat badan yang rendah),
o penyakit paru (bronkopneumonia)
o gangguan persarafan (palsi serebral)
o gangguan penglihatan (retinopati prematur)
· Infeksi bayi baru lahir: lemah, tidak menangis kuat, demam, sesak napas, akral dingin, pucat, tidak mengeluarkan cairan, kadang-kadang mengalami kejang
Apa Penyebab Ketuban Pecah Dini
· Riwayat persalinan premature <37 minggu
· Kehamilan anak kembar
· Riwayat aborsi/ keguguran
· Riwayat ketuban pecah dini pada persalinan sebelumnya
· Riwayat operasi di mulut rahim
· Riwayat sectio caesarean
· Infeksi pada rahim, mulut rahim, atau vagina
· Status sosioekonomi rendah
· Kondisi malnutrisi
· Merokok atau konsumsi NAPZA
· Kelainan produksi ketuban berlebih (polihidramnion)
Kenali tanda-tanda Ketuban Pecah Dini
· Keluar cairan dari kemaluan, jika masih <24 jam masih jernih dan tidak berbau urin
· Tidak ada tanda-tanda persalinan aktif
· Tampak sisa-sisa selaput ketuban, bagian-bagian plasenta/janin yang keluar dari mulut rahim
Jika sudah terjadi infeksi pada plasenta, mulut rahim, dan jaringan ketuban
· Nyeri perut
· Demam dan berdebar
· Bengkak
· Keputihan yang kental dan berbau
Apa saja Pemeriksaan untuk Mendeteksi Pecahnya Ketuban
· Pemeriksaan dalam inspekulo
· Pemeriksaan spesifik
o Uji nitrazin,
o Uji Fetal Fibronektin (fFN),
o Uji Placental Alpha Microglobulin/ (PAMG-1),
o Uji Insulin Growth Factor Binding Protein/ (IGFP-1).
o Pemeriksaan Alfa Fetoprotein (AFP)
· Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Bagaimana Menentukan KPD
Menentukan KPD secara sistematis
· Anamnesis:
keluhan keluar cairan dari jalan lahir pada masa kehamilan >20 minggu tanpa adanya tanda-tanda kontraksi perut berupa mulas yang progresif
· Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dalam dengan inspekulo untuk menilai sekret keputihan, cairan ketuban, pembukaan dan pendataran serviks, adanya prolaps tali pusat
· Pemeriksaan tambahan
Identifikasi sel fetus secara mikroskopis
Bagaimana Penanganan Ketuban Pecah Dini di Fasilitas Kesehatan
Penanganan KPD di fasilitas Kesehatan adalah mempertahankan kelahiran mencapai usia kehamilan yang adekuat (37 minggu) dan menghindari resiko pada ibu dan janin.
Usia kehamilan aterm (37 0/7 minggu atau lebih)
· Pengobatan pencegahan infeksi streptokokus grup B (SGB)
· Inisiasi persalinan sebisa mungkin
Usia kehamilan preterm akhir (34 0/7 – 36 6/7 minggu)
· Inisiasi dan terapi pencegahan infeksi SGB
· Kortikosteroid untuk pematangan paru dimulai <24jam – 7hari
Usia kehamilan preterm (24 0/7 – 33 6/7 minggu):
· Terapi ekspektatif
· Kortiosteroid untuk pematangan paru janin dimulai <7hari
· Terapi pencegahan SGB
· Antibiotik untuk memperpanjang masa latensi
· Terapi neuroproteksi dimulai masa kehamilan <32 0/7 minggu
Usia kehamilan sangat preterm (< 24 minggu)
· Konseling pasien
· Terapi ekspektatif
· Antibiotik dimulai masa kehamilan 20 0/7 minggu
· Hindari pemberian kortikosteroid dan agen tokolitik, Magnesium sulfat
Temuan KPD pada masa kehamilan <24 minggu hendaknya dipertahankan sampai usia 30-34minggu. KPD pada usia kehamilan 30-34 minggu tidak perlu ditunggu karena tidak menunjukkan perbedaan pada kematian anak.
Indikasi memulai persalinan yaitu :
· Tanda persalinan kala aktif (keinginan untuk meneran, tekanan pada rektum atau vagina meningkat, perineum meninjol, vulva
· Infeksi korioamnionitis (demam, cairan vagina kental berwarna, peningkatan sel darah putih)
· Tanda gawat janin (Detak jantung janin berkurang, tidak dirasakan gerakan janin)
Obat-obatan yang diberikan:
· Antibiotik: meningkatkan masa latensi dan mengatasi infeksi
· Pematangan Paru: persiapan untuk intervensi persalinan
· Pelindung saraf/Neuroproteksi: menurunkan resiko kejadian palsi serebri
Apa yang perlu dilakukan sebagai Pencegahan
· Pemeriksaan kehamilan ANC secara berkala di Spesialis kandungan setidaknya 4 kali
Menurut anjuran Permenkes, Pemeriksaan ANC dilakukan 6x dengan pemeriksaan oleh SpOg setidaknya 2x pada kunjungan I Trimester 1 dan kunjungan ke-5 trimester 3.
· Ultrasonografi (USG)
Mengevaluasi cairan ketuban dan pertumbuhan janin. Serta menilai taksiran berat badan janin, usia kehamilan dan presentasi janin dan kelainan kongenital.
· Menerapkan pola hidup sehat selama hamil
· Tidak merokok
· konsumsi antioksidan vitamin C dan E
· menjaga higenitas saluran vagina
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda sendiri sedang hamil atau mempunyai saudara/kenalan yang sedang hamil atau riwayat ketuban pecah dini, silahkan berkonsultasi dengan dokter kandungan di Rumah Sakit Murni Teguh Memorial Medan. Jagalah Kesehatan Ibu dan Anak yang sedang dikandung.
Referensi :
· Abdelazim, Ibrahim A.; Abdelrazak, Khaled M.; Al-kadi, Mohamed; Yehia, Amr H.; Abdulkareem, Amr F. (2014). Fetal fibronectin (Quick Check fFN test) versus placental alpha microglobulin-1 (AmniSure test) for detection of premature rupture of fetal membranes. Archives of Gynecology and Obstetrics, 290(3), 457–464. doi:10.1007/s00404-014-3225-5
· Irwinda, R. Sungkar, A. Wibowo, N. Panduan Persalinan Preterm. PP POGI. 2019. Jakarta: Indonesia (1),
· Prelabor rupture of membranes. ACOG practice bulletin No. 188. American College of Obstetricians and Gynecologists. Obstet Gynecol 2018;131:e1–14.
· El-Messidi, Amira; Cameron, Alan (2010). Diagnosis of Premature Rupture of Membranes: Inspiration From the Past and Insights for the Future. Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada, 32(6), 561–569. doi:10.1016/s1701-2163(16)34525-x
· Tjakraprawira A. Inkompetensiserviks. Alomedika (6 September 2023)
· Allahyar Jazayeri. Premature Rupture of embranes. Medscape