IRRITABLE BOWEL SYNDROME (IBS) atau SINDROM IRITASI USUS BESAR

IRRITABLE BOWEL SYNDROME (IBS) atau  SINDROM IRITASI USUS BESAR

 

Apa itu Irritable Bowel Syndrome (IBS)?

            Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau iritasi usus besar merupakan kumpulan gejala akibat gangguan pada saluran pencernaan, terutama usus besar. Gejala yang biasa ditimbulkan seperti nyeri atau kram perut, perut kembung, diare atau sembelit (konstipasi). Gejala yang ditimbulkan bersifat hilang timbul dan biasa muncul setelah mengkonsumsi makanan tertentu atau ketika penderita sedang cemas atau mengalami tekanan (stress). Kebanyakan penderita IBS ialah perempuan berusia dibawah 50 tahun.

 

Penyebab

            Belum diketahui secara pasti penyebab utama dari Irritable Bowel Syndrome (IBS), namun beberapa penelitian mengungkapkan gejala yang ditimbulkan pada IBS disebabkan oleh beberapa hal, seperti hipersensitivitas saraf pada dinding saluran cerna, pola makan (diet), infeksi sistem saluran cerna, hingga cemas atau stress.

 

Gejala

Irritable Bowel Syndrome (IBS) mempengaruhi cara kerja usus sehingga usus menjadi lebih sensitif dan menimbulkan gejala yang bervariasi, seperti:

·         Perut kembung, mudah kenyang

·         Mual

·         Nyeri atau kram perut

·         Diare (konsistensi buang air besar cair dan sering) terutama pagi hari atau setelah makan

·         Konstipasi atau sembelit (sulit buang air besar, terasa keras)

·         Merasa buang air besar tidak tuntas

·         Buang air besar berlendir

 

Tipe Irritable Bowel Syndrome

Irritable Bowel Syndrome dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu:

·         IBS-D : Gejala diare dominan

·         IBS-C : Gejala sembelit (konstipasi) dominan

·         IBS-M : Gejala campuran (diare dan sembelit bergantian)

 

Diagnosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan juga anamnesis (tanya jawab) kepada pasien mengenai gejala dan faktor resiko. Kemudian dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang lain untuk menegakkan diagnosis Irritable Bowel Syndrome, seperti:

·         Pemeriksaan darah (darah lengkap, kimia, fungsi tiroid, parasit feses, serologi penyakit celiac) : pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sample darah untuk kemudian dilakukan tes di laboratorium

·         Radiologi abdomen (CT scan atau foto rontgen) : biasanya dokter akan menggunakan cairan kontras barium untuk melihat keadaan saluran cerna dengan lebih spesifik

·         Kolonoskopi : memasukkan kamera ke dalam anus untuk memantau permukaan seluruh usus besar

·         Tes pernafasan untuk ekslusi intoleransi laktosa : dilakukan hanya jika kecurigaan klinis tinggi dan eksklusi diet telah gagal

 

Pengobatan

Terdapat beberapa cara untuk mengurangi gejala Irritable Bowel Syndrome, seperti:

·      Mengubah pola makan

1.    Mengurangi makanan yang dapat memicu inflamasi/ peradangan saluran cerna, seperti makanan olahan (fast food), minuman beralkohol, minuman berkafein (teh, kopi).

2.    Makan 3 kali dalam sehari dengan tidak mengkonsumsi makanan olahan, makan makanan segar yang mengandung biji-bijian, serat, vitamin dua hingga tiga kali sehari.

3.    Pasien IBS dan defisiensi lactase harus menghindari produk mengandung susu. Pasien yang kembung dan peningkatan gas (flatus) harus menghindari makanan seperti kacang, bawang, wortel, pisang.

4.    Membatasi konsumsi makanan tinggi lemak, dan meningkatkan aktivitas fisik.

 

·      Memperbaiki pola hidup, seperti:

1.    Tidur cukup, makan tepat waktu, dan tidak merokok

2.    Melakukan olahraga secara rutin, seperti senam aerobik, jalan cepat, atau bersepeda

3.    Mengelola stres dengan cara yang positif, misalnya dengan meditasi atau yoga

 

Apabila gejala Irritable Bowel Syndrome tetap tidak membaik, dokter akan memberikan beberapa terapi obat-obatan, seperti: obat antispasmodik, antidepresan, antibiotik, probiotik, laksatif (untuk IBS dengan gejala dominan konstipasi), maupun obat anti diare (untuk IBS dengan gejala dominan diare).

 

REFERENSI

1.  Black, C.J., Ford, A.C. Global burden of irritable bowel syndrome: trends, predictions and risk factors. Nat Rev Gastroenterol Hepatol 17, 473–486 (2020).

2.  Lacy, Brian E. PhD, MD, FACG1; Pimentel, Mark MD, FACG2; Brenner, Darren M. MD, FACG3; Chey, William D. MD, FACG4; Keefer, Laurie A. PhD5; Long, Millie D. MDMPH, FACG (GRADE Methodologist)6; Moshiree, Baha MD, MSc, FACG7. ACG Clinical Guideline: Management of Irritable Bowel Syndrome. The American Journal of Gastroenterology 116(1):p 17-44, January 2021.

3.  Ari Fahrial, Chaidir Aulia, Dadang Makmunm Kaka Renaldi, Marcellus Simadibrata, Murdani Abdullah, et al. Konsensus Penatalaksanaan Irritable Bowel Syndrome di Indonesia. 2013

4.  Irritable Bowel Syndrome (IBS). NHS, 24 February 2021, https://www.nhs.uk/conditions/irritable-bowel-syndrome-ibs/.

5.  Rosa LS Soares, Irritable bowel syndrome: A clinical review, World J Gastroenterol 2014 September.