Diabetes Melitus (Kencing Manis)

Diabetes Melitus (Kencing Manis)

Banyak sekali orang yang menderita kencing manis. Kencing manis jika dibiarkan dapat menjadi penyakit yang berbahaya. Yuk kenali gejala kencing manis dan bagaimana cara menangani kencing manis.

Ditinjau oleh : dr. Brama Ihsan Sazli, Sp.PD-KEMD

Diabetes melitus atau kencing manis adalah suatu penyakit menahun yang ditandai oleh glukosa darah (gula darah) yang melebihi nilai normal secara menahun.

Gula darah yang menumpuk di dalam darah dan jaringan tidak bisa diserap oleh sel tubuh dengan baik sehingga dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh dan menimbulkan gejala. Jika diabetes tidak terkontrol dengan baik, dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang menurunkan kualitas hidup hingga mengancam nyawa.

Kadar gula darah dikendalikan oleh hormon insulin yang di produksi oleh pankreas (organ yang terletak di belakang lambung). Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel sel tubuh tidak dapat menyerap glukosa dengan baik.

Sekitar 537 juta orang di dunia menderita diabetes melitus. Pada tahun 2021 diabetes menyebabkan 6.7 juta kematian di dunia. Pada Asia Tenggara jumlah penderita diabetes ditemukan 90 juta orang. Indonesia sendiri berada pada peringkat ke -7 di dunia yaitu sebesar 10.7 juta orang. Indonesia menempati posisi pertama penderita diabetes di Asia Tenggara. Pada tahun 2045 diperkirakan jumlah penderita diabetes mencapai 700 juta.

Jenis-jenis diabetes

Secara umum diabetes dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu, diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 dan diabetes masa kehamilan. Masing masing jenis diabetes ini akan dibahas lebih lanjut dibawah ini.

Diabetes tipe 1

Pada penderita diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat memproduksi insulin sehingga terjadi kekurangan kadar insulin yang absolut di dalam tubuh. Hal ini dapat terjadi diakibatkan oleh autoimun (sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan pankreas yang memproduksi insulin) dan idiopatik (belum diketahui penyebabnya). Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar gula darah yang tinggi di dalam tubuh, sehingga merusak organ-organ tubuh yang ada. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Penyebab terjadi autoimun pada penderita diabetes masih belum diketahui dengan pasti.

Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan jenis yang paling sering diderita. Diabetes tipe 2 dapat terjadi disebabkan oleh sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90% persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.

Diabetes masa kehamilan (diabetes melitus gestasional)

Diabetes masa kehamilan adalah diabetes yang terjadi pada masa kehamilan trimester kedua atau ketiga yang dimana sebelum kehamilan tidak didapatkan diabetes. Pada penderita diabetes tipe ini harus dilakukan evaluasi dengan teratur dan sering. Diabetes masa kehamilan dapat mengakibatkan berat badan janin menjadi berat sehingga pada saat melahirkan akan menjadi lebih sulit.

Gejala Diabetes

Pada penderita diabetes tipe 1 biasanya berkembang dengan cepat. Sedangkan pada penderita diabetes tipe 2 yang dimana penderitanya tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun tahun, karena gejala tidak terlalu spesifik. Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:

  • Sering merasa haus
  • Sering buang air kecil
  • Sering merasa laper
  • Penurunan berat banda yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
  • Lemah badan
  • Kesemutan
  • Gatal pada tubuh
  • Padangan kabur
  • Disfungsi ereksi pada pria

Faktor risiko diabetes

Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:

  • Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.
  • Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun.

Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:

  • Kelebihan berat badan.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.
  • Memiliki ras kulit hitam atau asia.
  • Kurang aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2.
  • Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol baik atau HDL (high-density lipoportein) yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2.

Khusus pada wanita, ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dapat lebih mudah mengalami diabetes tipe 2. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat penyakit polycystic ovarian syndrome (PCOS) juga lebih mudah mengalami diabetes tipe 2.

Diagnosis diabetes

Diagnosis diabetes ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Berikut adalah kriteria diagnosis diabetes melitus menurut pedoman diabetes melitus

Pemeriksaan gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL dengan gejala diabetes
atau
Pemeriksaan kadar gula darah puasa ≥ 1236 mg/dL, dimana puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam
atau
Kadar gula darah 2 jam pada tes tolerasi glukosa oral (TTGO) ≥ 200 mg/dL
atau
Kadar HbA1C ≥ 6,5%

Pengobatan diabetes

Pengobatan diabetes memliki tujuan untuk mengontrol kadar gula darah dan menurunkan risiko komplikasi di masa yang akan datang. Pengobatan diabetes dapat dilakukan dengan cara modifikasi gaya hidup dan jika belum berhasil maka dapat ditambahkan obat-obat antidiabetes. Obat diabetes sangat bervariasi ada yang berbentuk tablet dan berbentuk suntikan. Pemberian jenis obat diabetes tergantung dengan kadar gula darah masing-masing dan pertimbangan dokter.

Modifikasi gaya hidup

Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan penurunan berat badan, olahraga dan diet. Diet menjadi bagian yang penting dalam modifikasi gaya hidup. Diet pada penderita diabetes mempunyai dua tujuan yaitu menjaga gula darah dalam keadaan normal dan mencegah komplikasi diabetes. Diet diabetes dilakukan dengan pola makan yang sesusai dengan aturan 3J (jumlah, jenis, dan jadwal makan). Hal ini akan dijelaskan dibawah ini:

  • Jumlah
    • Jumlah makanan yang di konsumsi disesuaikan dengan berat badan memadai yaitu berat badan yang dirasa nyaman untuk seorang diabetes
    • Jumlah makanan yang di konsumsi disesuaikan dengan hasil konseling gizi
  • Jenis
    • Jenis makanan utama yang dikonsumsi dapat disesuaikan dengan konsep piring makan model t yang terdiri dari:
      • Kelompok sayuran
        • Ketimun
        • Labu siam
        • Tomat
        • Wortel
        • Bayam
      • Karbohidrat
        • Nasi
        • Kentang
        • Jagung
        • Ubi
        • Singkong
      • Protein
        • Ikan
        • Telur
        • Tempe
        • Telur
        • Kacang hijau dll
    • Pengolahan sayur, karbohidrat, protein tidak menggunakan gula, garam, dan lemak yang berlebihan
  • Jadwal
    • Jadwal makan terdiri dari 3x makan utama dan 2-3x makanan selingan mengikuti prinsip porsi kecil

Berikut adalah cara pengaturan diet pada diabetes

  • Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan aktivitas
  • Batasi penggunaan karbohidrat kompleks seperti : nasi, lontong, roti, ketan, jagung, kentang, dll. Jumlah dikurangi dari kebiasaan sehari-hari
  • Hindari penggunaan sumber karbohidrat sederhana / mudah diserap seperti gula pasir, gula jawa, sirup, selai, manisan, buah-buahan, susu kental manis, minuman botol ringan, dodol, es krim, kue-kue manis, bolu, tarcis, abon, dendeng, dan sarden
  • Untuk lebih jelas bagaimana cara diet pada penderita diabetes dapat menghubungi / konsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik yang ada.

Komplikasi Diabetes

Sejumlah komplikasi yang dapat muncul akibat diabetes tipe 1 dan 2 adalah:

  • Penyakit jantung
  • Stroke
  • Gagal ginjal kronis
  • Neuropati diabetik
  • Gangguan penglihatan
  • Katarak
  • Depresi
  • Demensia
  • Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
  • Kerusakan kulit atau gangrene akibat infeksi bakteri dan jamur, termasuk bakteri

Diabetes akibat kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Contoh komplikasi pada ibu hamil adalah preeklamsia. Sedangkan contoh komplikasi yang dapat muncul pada bayi adalah:

  • Kelebihan berat badan saat lahir.
  • Kelahiran prematur.
  • Gula darah rendah (hipoglikemia).
  • Keguguran.
  • Penyakit kuning.
  • Meningkatnya risiko menderita diabetes tipe 2 pada saat bayi sudah menjadi dewasa.

Pencegahan diabetes

Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sedangkan, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes, di antaranya adalah:

  • Mempertahankan berat badan ideal
  • Makan makanan sehat antara 3-5 porsi buah dan sayuran sehari, dan kurangi asupan gula, garam dan lemak jenuh
  • Tes glukosa darah dan kadar HbA1c secara teratur
  • Rutin beraktivitas fisik 30 meit setiap hari
  • Kelola stres
  • Hindari penggunaan tembakau (merokok, tembakau kunyah) dan hindari mengonsumsi alkohol

Berapa hal yang dapat dilakukan mecegah komplikasi diabetes

  • Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan.
  • Jaga kadar gula darah (tes rutin kadar gula darah) dan check-up
  • Makan sehat - memperbanyak konsumsi sayur dan buah, kurangi lemak, gula, dan makanan asin
  • Beraktivitas fisik secara teratur
  • Waspada infeksi kulit dan gangguan kulit
  • Periksa mata secara teratur
  • Waspada jika ada kesemutan, rasa terbakar, hilangnya sensasi, dan luka pada bagian bawah kaki.

 

Sumber:

  1. Soelistijo Soebagijo Adi et all. Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. Perkumpulan Endokrinol Indones. Published online 2019:133.
  2. Diabetes around the world in 2021. https://diabetesatlas.org/
  3. Kementrian kesehatan republik indonesia. Tetap Produktif, Cegah Dan Atasi Diabetes Mellitus. Pus data dan Inf kementrian Kesehat RI. Published online 2020.
  4. DeFronzo RA, Ferrannini E, Groop L, et al. Type 2 diabetes mellitus. Nat Rev Dis Prim. 2015;1. doi:10.1038/nrdp.2015.19
  5. Patient education: Type 2 diabetes (The Basics). https://www.uptodate.com/contents/type-2-diabetes-the-basics?search=diabetes&topicRef=1812&source=see_link
  6. RI PK. Diet pada Diabetes Mellitus, cara pengaturan makanan. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/diabetes-melitus-dan-gangguan-metabolik/diet-pada-diabetes-mellitus-cara-pengaturan-makanan
  7. RI PK. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah Diabetes? http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/7/apa-yang-dapat-dilakukan-untuk-mencegah-diabetes
  8. Bagaimana mencegah komplikasi Diabetes? http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/7/bagaimana-mencegah-komplikasi-diabetes