Angina Pektoris atau Angin Duduk

Angina Pektoris atau Angin Duduk

Definisi Angina Pektoris

Angina pektoris atau sering dikenal sebagai angin duduk di kalangan masyarakat adalah nyeri dada yang terjadi disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung akibat penyempitan aliran pembuluh darah jantung koroner. Bila anda mengalaminya itu menjadi tanda peringatan bahwa anda berisiko terkena serangan jantung atau bahkan kebih lanjut dapat mengakibatkan stroke.

 

Dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup sehat, angina dapat dikendalikan dan risiko masalah yang lebih serius ini dapat dikurangi.

Klasifikasi Angina Pektoris

Angina pektoris terbagi menjadi dua jenis yaitu :

     Angina stabil yaitu serangan nyeri dada yang dipicu oleh aktivitas seperti stres atau olahraga dan berhenti dalam beberapa menit setelah istirahat

     Angina tidak stabil serangannya lebih tidak terduga. Nyeri dada dapat muncul meskipun sudah istirahat. Kondisi ini lebih serius disbanding jenis angina stabil

Beberapa orang mengalami angina tidak stabil setelah menderita angina stabil.

Penyebab Angina Pektoris

Angina biasanya disebabkan oleh penyempitan arteri yang memasok darah ke otot jantung akibat penumpukan zat lemak. Ini disebut aterosklerosis. Hal-hal yang dapat meningkatkan risiko aterosklerosis antara lain pola makan yang tidak sehat, kurang berolahraga, merokok, bertambahnya usia, riwayat keluarga aterosklerosis atau masalah jantung. Angina juga bisa disebabkan oleh kondisi lain yang mempengaruhi jantung dan arteri.

Gejala Angina

Gejala utama angina adalah nyeri dada, namun beberapa kasus disertai dengan gejala seperti

     Nyeri dada, terasa kencang, tumpul, atau berat – mungkin menyebar ke lengan, leher, rahang, atau punggung dipicu oleh aktivitas fisik atau stres

     Rasa mual,

     Nyeri ulu hati

     Sesak napas.

Nyeri dada biasanya berhenti dalam beberapa menit setelah istirahat. Durasi nyeri dada pada umumnya tidak melebihi 10 menit.

 

Pemeriksaan

Untuk menegakkan diagnosa angina pektoris perlu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa

     Rekam listrik jantung (elektrokardiografi (ECG)),

     Pemeriksaan laboratorium,

     Rontgen thoraks,

     Treadmill test,

     Ekokardiografi,

     CT angiografi koroner.

Bahkan bila kondisi angina berisiko tinggi kejadian komplikasi kardiovaskular, perlu dilakukan pemeriksaan invasif angiografi koroner (kateterisasi pembuluh darah jantung koroner).

Tatalaksana

Penatalaksanaan angina pektoris ini terdiri dari non-farmakologis dan farmakologis :

     Tatalaksana Non-farmakologis

Pada pasien angina diperlukan perubahan gaya hidup sehat, seperti menjalani pola makan seimbang, mengurangi alkohol, berhenti merokok jika perokok, menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan, berolahraga secara teratur (olahraga ringan biasanya aman).

 

     Tatalaksana Farmakologis

Untuk memperbaiki gejala dan mencegah kejadian kardiovaskular pasien perlu mengonsumsi obat-obatan anti-angina diantaranya obat golongan nitrogliserin kerja cepat seperti isosorbide dinitrat yang diletakkan di bawah lidah bila nyeri dada, beta blocker (bisoprolol, metorolol,atenolol, nebivolol), obat golongan penyekat kanal kalsium (seperti verapamil, ivabradine, ranolazine), antiplatelet (pengencer darah seperti aspirin, clopidogrel,ticagrelor), obat penurun kolesterol (seperti simvastatin, atorvastatin, dan rosuvastatin), dan obat-obatan lainnya sesuai kondisi ppasien dan penyakit penyerta yang ada pada penderita angina.

Pada kasus angina dengan risiko kejadian komplikasi kardiovaskular tinggi perlu dilakukan tatalaksana lanjut berupa pemasangan ring/stent pada pembuluh darah jantung koroner yang menyempit signifikan.

 

Kapan anda harus segera ke rumah sakit

Jika anda baru memiliki gejala tersebut dan belum pernah melakukan pemeriksaan ke dokter, segera temui dokter jantung untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Jika anda mengalami serangan nyeri dada berat yang tidak berhenti dalam beberapa menit setelah istirahat atau tidak membaik dengan obat-obatan segera ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan pertama.  Nyeri dada yang tidak kunjung berhenti bisa jadi tanda serangan jantung dan itu mengancam nyawa.

Untuk konsultasi online silahkan download Aplikasi Murni Teguh di bawah ini

 

Referensi :

1.    Anderson JL, Adams CD, Antman EM, et al. ACC/AHA 2007 Guidelines for the Management of Patients With Unstable Angina/Non–ST-Elevation Myocardial Infarction: Executive Summary. Circulation 2007; 116: 803–877.

2.    PERKI.Panduan dan Evaluasi Tatalaksana Angina Pektoris Stabil. 1st ed. Perki, 2019

3.    Knuuti J, Wijns W, Saraste A,  Capodanno D, Barbato E, Funck-Brentano C, et al.2019 ESC Guidelines for the diagnosis and management of chronic coronary syndromes. Eur Heart J 2020 Jan 14;41(3):407-477. doi: 10.1093/eurheartj/ehz425

4.    https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/24-anti-angina

5.    Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/150215-treatment